Story Telling Gua Liang Sipege

Story Telling Gua Liang Sipege
Story Telling Gua Liang Sipege. Oleh: Johnny Siahaan.
Sekitar tahun 1500-1520 M, di gua ini lahir seorang anak laki-laki dari ibunya bernama Pintauli br. Hutapea (dari) Laguboti.

Kelahirannya lama ditunggu-tungu oleh ibunya Pintauli br. Hutapea, terlebih oleh ayahnya yang bernama Raja Situngo Naiborngin Panjaitan.

Sudah melebihi usia kandungan manusia normal (9 bulan), anak yang dinanti belum juga lahir. Ketidaksabaran ayahnya menantikan kelahirannya, membuat ayahnya memutuskan untuk memulangkan ibunya ke rumah orangtuanya dari kampung/huta Matio ke Laguboti. Dan ayahnyapun menikah kembali dengan paribannya br Hasibuan.

Karena merasa akan menjadi aib bila dipulangkan ke rumah orangtua, akhirnya Pintauli br Hutapea pergi meninggalkan kampungnya dengan perasaan sedih dan khawatir akan anak kandungnya. Diapun meninggalkan orangtua dan saudaranya di kampung Laguboti melangkah tanpa arah dan tujuan.

Hingga akhirnya tiba di gua Liang Sipege ini hanya untuk singgah dan berteduh melepas lelah, tapi akhirnya tinggal menetap disana.
Seiring waktu yang sudah melampaui usia kehamilan normal hingga 22 bulan, lahirlah seorang anak laki-laki yang dikandungnya di gua ini dengan keadaan gigi yang sudah tumbuh.

Kehidupan di sekitar gua Liang Sipege yang minim sumber makanan, hanya ada tumbuhan pakis di sekitarnya, dan pucuk daun pakis inilah yang menjadi menu makanan sehari-hari mereka. Karena itu ibunya memberi nama anak yang dilahirkan itu Silundu Ni Pahu (Pucuk Daun Pakis). Hingga mencapai usia remaja, Silundu Ni Pahu hanya bersama ibunya di gua Liang Sipege ini.

Suatu ketika Silundu Ni Pahu ketemu dengan ayahnya dan anak dari isteri keduanya. Mereka bermain judi, Silundu Ni Pahu selalu menang. Raja Situngo Naiborngin Panjaitan penasaran dengan anak ini, sehingga ia mengikuti Silundu Ni pahu ketika pulang ke gua Liang Sipege.
Story Telling Gua Liang Sipege
Story Telling Gua Liang Sipege. Oleh: Johnny Siahaan.
Akhirnya Raja Situngo ketemu dengan isteri pertamanya Pintauli br. Hutapea. Raja Situngo membujuk mereka pulang, mereka mau kembali pulang tapi dengan syarat yang sulit yang dibuat oleh anak dan isterinya tersebut.

Nama Silundu Ni Pahu oleh ayahnya diganti menjadi Paraliman karena kesaktian dan kemampuannya yang luar biasa mampu menangkap kuda Sihapas Pili yang telah lari hilang dan menjadi liar milik Raja Sisingamangaraja I (Raja Manghuntal). Atas jasa dan kemampuannya tersebut diberi nama Sijorat, yang mana janji atau padan tersebut dipegang teguh oleh keturunan mereka hingga sekarang.

Makam mereka bertiga serta tugu Silundu Ni Pahu - Raja Sijorat Paraliman Panjaitan berada di Huta Matio, Balige berjarak sekitar 4 Km dari gua Liang Sipege.

Oleh : Johnny Siahaan

Post a Comment for "Story Telling Gua Liang Sipege"