Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kisah Emas Sebesar Kepala Kuda di Dolok Pinapan

Kisah Emas Sebesar Kepala Kuda di Dolok Pinapan

Dahulu saat usia dini, sebagian putra-putri Dolok Pinapan (Humbang Hasundutan) sebelum tidur, sering disuguhi cerita bahwa di Dolok Pinapan ada emas sebesar kepala kuda (ninna turiturian i, adong mas di Dolok Pinapan, nasa ulu ni hoda balgana). Emas ini katanya milik kakak beradik yang bernama namanya Lingga dan Purba (bukan marga).

Inti ceritanya, mereka ini rebutan sama emas tersebut, lalu mereka berdua adu kelihaian dan cari akal agar menjadi milik sendiri. Maka terjadilah saling pasang jebakan.

Mulanya, Lingga menggali lubang besar di tengah jalan dan ditaruh benda-benda tajam di dalam lubang ketika Purba pergi ke pasar, setelah pulang dan melewati jalan yang sudah dipasang  jebakan, Purba terperosok ke dalam lubang dan meninggal seketika.

Melihat kejadian tersebut, Lingga begitu senang dan bangga bahwa dia akan menjadi orang kaya karena memiliki emas sebesar kepala kuda

Akan tetapi, Purba tidak kalah licik. Sepulang dari pasar, makanan yang dibelinya itu sudah dicampur racun.

Tanpa pikir panjang karena sudah lapar, Lingga langsung menyantap makanan tadi sampai habis. Tidak berapa lama, Lingga pun meninggal seketika. 

Maka emas sebesar kepala kuda tak bertuan hingga saat ini, konon katanya masih ada di Dolok Pinapan. 

Tulisan diatas merupakan kisah atau cerita jaman dulu yang selalu diceritakan oleh ompung-ompung (nenek-nenek) agar pahompu (cucunya) cepat tertidur di malam hari. Misteri kebenaran ada emas sebesar kepala kuda di Dolok Pinapan ini belum pernah terungkap hingga kini, walaupun ada yang mengatakan kalau di sekitaran Dolok Pinapan ini dulu ada tambang emas yang dikerjakan secara tradisional.


Pesan moral: Jangan ada dusta diantara kita. Jujur, tulus dan ikhlas adalah yang utama dalam hidup ini. Tidak saling menjatuhkan, tapi harus bangkit bersama-sama dengan cara saling tolong menolong.

Post a Comment for "Kisah Emas Sebesar Kepala Kuda di Dolok Pinapan"